Rabu, 04 Agustus 2010

TEKNIK PENTAS DRAMA

Drama ialah karangan yang ditulis untuk dipentasan. Drama disebut juga sandiwara, tonil atau lakon. Istilah sandiwara diciptakan oleh KGPAA Mangkunegara VII. Istilah sandiwara berati ajaran (Pendidikan) secara tersamar. (Sandi-tersamar-rahasia; warah-nasihat, ajaran). Istilah Sandiwara digunakan untuk mengganti istilah toneel yang dirasakan kebarat-baratan.
Drama tertua lahir di Yunani, Yaitu “The Suppliant” Karangan Aeschylus (525 – 456 s.M). Penulis lakon drama yang terkenal bangsa Yunani ialah Sophocles (495 – 406 s.M). Dengan hasil karyanya yang terkenal Antigone dan Oedipus tyranus
Unsur-unsur pembantu sebuah drama dalam pementasan antara lain :
1. Babak, Yaitu bagian dari suatu lakon.
Drama satu babak adh drama yang adegannya terjadi pada satul setting saja.
2. Adegan, Yaitu bagian dari suatu babak yang ditandai perubahan pemain.
3. Prolog, yaitu kata pendahuluan sebagai pengantar suatu lakon
4. Dialog, yaitu percakapan antar pelaku dalam pementasan
5. Monolog, yaitu percakapan seorang pelaku dengan dirinya sendiri
6. Epilog, yaitu kata penutup yang mengakhiri suatu lakon (pementasan).
7. Mimik yaitu ekspresi (gerak-gerik) air muka pelaku untuk memberikan gambaran emosi.
8. Pantomim, yaitu ekspresi (gerak-gerik) anggota tubuh untuk menggambarkan emosi pelaku
Menurut isi lakon, drama dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tragedi dan komedi.
1. Tragedi
Tragedi adalah drama yang penuh kesedihan karena kemalangan yang dialami pelaku
2. Komedi
Komedi adalah drama yang penuh dengan kelucuan (Penggeli hati)
3. Tragedi dan komedi
Drama tragedi dan komedi adalah drama yang penuh kesedihan tetapi
juga mengandung hal-hal yang menggembirakan/lucu
4. Opera
Opera adalah drama yang berisi nyanyian dan musik
5. Operet
Operet merupakan drama jenis opera yang pendek
6. Tablo
Tablo adalah drama tanpa kata dan gerak-gerik si pelaku.
7. Dagelan
Dagelan adalah drama yang berisi lawakan, pengocok perut.
8. Drama minikata
Drama minikata adalah drama yang dalam pementasannya hampir tidak
menggunakan kata.
9. Sandratari
Sandratari adalah gabungan drama tari, tanpa dialog
Jalannya Lakon
Tahap Rangkaian peristiwa (plot) yaitu :
1. Pada tahap Eksposisi/situation, pengarang memperkenalkan masalah, tokoh dan karakter tkoh, serta waktu dan tempat terjadinya peristiwa
2. Pada tahap konflik awal/ricing generation, tokoh mulai terlibat persoalan dengan tokoh lain, baik secara individual maupun kelompok. Biasanya konflik ini merupakan titik tolak untuk membangun konflik lain yang lebih panas.
3. Pada tahap Komplikasi /ricing circumstance, tokoh terlibat persoalan yang lebih serius, baik dengan tokoh yang telah berkonflik sebelumnya, atau dengan tokoh lain, sehingga konflik semakin menajam. Masing-masing tokoh semakin memperlihatkan keinginan atau tujuan yang hendak dicapainya.
4. Pada tahap kilmaks/climax konflik menajam bergerak ke arah puncak. Masing-masing tokoh memberikan pilihan atau tawaran jalan keluar. Tokoh jahat dan tokoh baik sama-sama berusaha menggapai keinginanya. Untuk itu, masing-masing tokoh dapat memanfatkan tokoh lain untuk memihak kepadanya. Akan tetapi, perangai tokoh akan menentukan jalan keluar yang dipilih. Tokoh baik lebih menyukai jalan keluar yang memenangkan tujuannya. Sebaliknya tokoh jahat akan memilih penyelesaian yang sesuai dengan keinginan dirinya pula.
5. Pada tahap penurunan laku/anti klimaks, konflik mulai mereda. Masing-masing tokoh menempuh penyelesaian yang diputuskan masing-masing dengan atau tanpa kesepakatan
6. Pada tahap penyelesaian/Denaument, pertentangan antarkekuatan telah berakhir. Jika penulis naskah menghendaki tema untuk mengedepankan kebaikan. Lazimnya tokoh antagonis akan mengalami kekalahan. Akan tetapi, jika pengarang ingin menunjukkan bahwa sebuah kebaikan itu tidak meudah diraih, maka biasanya tokoh baik diletakkan pada posisi kalah
7. Kalimat mengandung pikiran dan perasaan. Keuda hal ini dapat ditangkap oleh orang lain bila pembicaraan menggunakan tekanan secara benar. Tekanan dapat menunjukkan bagian-bagian kalimat yang ingin ditonjolkan
8. Ada 3 macam tekanan yang bisa digunakan dalam melisankan naskah drama: (1) tekanan dinamik (2) tekanan tempo, dan (3) tekanan nada.
9. Tekanan dinamik ialah tekanan yang diberikan terhadap kata atau kelompok kata tertentu dalam kalimat, sehingga kata atau kelompok kata tersebut terdengar lebih menonjol dari kata-kata yang lain. Misalnya, “Engkau boleh pergi. Tapi tanggalkan bajumu sebagai jaminan!” (Kata-kata yang dicetak tebal menunjukkan seorang diperintahkan melepas baju, bukan melepas yang lain.
10. Tekanan Tempo ialah tekanan pada kata atau kelompok kata tertentu dengan jalan memperlambat pengucapannya. Kata yang mendapatkan tekanan tempo diucapkan seperti mengeja suku katanya. Misalnya, “Engkau boleh pergi, tapi, tang-gal-kan ba-ju-mu sebagai jaminan!” Pengucapan kelompok kata dengan cara memperlambat seperti itu merupakan salah satu cara menarik perhatian untuk menonjolkan bagian yang dimaksud.
11. Tekanan nada ialah nada lagu yang diucapkan secara berbeda-beda untuk menunjukkan perbedaan keseriusan orang yang mengucapkannya. Misalnya, “Engkau boleh pergi. Tapi tanggalkan bajumu sebagai jaminan!” bisa diucapkan dengan tekanan nada yang menunjukkan “keseriusan” atau “ancaman” Jika diucapkan secara tegas mantap. Akan tetapi, kalimat tersebut bisa juga diucapkan dengan nada bergurau jika pengucapannya disertai dengan senyum dengan nada yang ramah
Perisiapan pementasan meliputi: (1) memlih bagian naskah yang akan didramatisasikan dan memahami isi naskah/khususnya watak tokoh; (2) melakukan pemilihan peran; (3) berlatih membaca naskah; (4) merancang setting; (5) berlatih aktin; (6) mendramatisasikan fragmen yang telah dipilih
F. Melakukan Pemilihan Peran dan Berlatih Membaca Naskah
Pemilihan peran dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan pemain yang paling tepat dalam memerankan seorang tokoh. Pertimbangan yang digunakan untuk melakukan pemilihan peran adalah: (1) Kemampuan calon aktor/aktris, (2) kesesuaian postur tubuh, tipe gerak, dan suara yang dimiliki oleh calon aktor.aktris dengan peran yang akan dimainkan, dan (3) kesanggupan calon aktor/aktris untuk memerankan tokohnya.
G. Membaca Naskah Sesuai dengan pembagian peran
H. Merancang Panggun menggunakan Pakain, dan Peralatan Pentas
Setelah para pemain hafal dialog dan menguasai gerak dan perpindahan di panggung persiapan lain yang dilakukan adalah menyiapkan panggun , peralatan pentas dan pakaian pemeran. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penataan ketiga hal tersebut hendaknya mempertimbangkan aspek keindahan pandangan dan fungsinya dalan menunjuang dialog dan akting pemeran. Oleh karena itu, pakaian dan peralatan yang digunakan hendaknya dibatasi sampai ke batas minimum.
G. Berlatih Akting
Dalam berlatih akting beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah: (1) ekspresi wajah, (2) gerak dan posisi tubuh, (3) gerak dan kecepatan kaki (4) gerak tangan sebagai gerak penyerta.
Memahami Petunjuk memerankan Naskah Drama
Salah satu hal yang sangat penting yang harus diperhatikan seoarang calon pemeran ialah memahami ciri-ciri tokoh yang hendak diperankan. Ada 4 hal tentang tokoh yang harus dicermati: Ciri biologis tokoh yang mencakup jenis kelamin, umur, penampilan fisik, dan kondisi kesehatan tokoh; ciri sosiologis tokoh yang mencakup pekerjaan, kelas sosial, latar belakang keluarga, status tokoh dalam masyarakat; ciri psikologis tokoh yang mencakup sifat-sifat pandangan hidup, motivasi yang mendorongnya berbuat sesuatu , dan keadaan batin secara umum; ciri etika yanag merujuk pada sistem nilai yang dipegang oleh tokoh dan kecenderungan-kecenderungan yang diambilnya ketika menghadapi persoalan atau konflik. Keempat ciri di atas akan menentukan teknik akting dan teknik vokal yang dilakukan pameran.
L. Mempersiapkan Kondisi Psikologis dan Emosi Pemeran

1 komentar: